1
|
PENGERTIAN ILMU HIKMAH
|
|
Ilmu hikmah adalah sebuah ilmu kebatinan
dengan metode zikir dan doa, adakalanya juga dengan mantra berbahasa Arab
atau campuran tetapi tidak bertentangan dengan akidah dan syari'at Islam,
ditujukan untuk urusan duniawi seperti kekebalan, pangkat, karir, perjodohan,
pengasihan dan lain-lain
|
2
|
PENGERTIAN TASAWUF
|
|
Yaitu bersungguh-sungguh (dalam berbuat baik) dan meninggalkan
sifat-sifat tercela (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 7).
Aslinya Tasawuf (yiatu jalan tasawuf) adalah tekun beribadah,
berhubungan langsung kepada ALLAH, menjauhi diri dari kemewahan dan hiasan
duniawi, Zuhud (tidak suka) pada kelezatan, harta dan pangkat yang diburu
banyak orang, dan menyendiri dari makhluk di dalam kholwat untuk beribadah
(Lihat kitab Zhuhrul Islam IV-Halaman 151)
Adapun batasan tasawuf adalah : Maka berkata Junaed : yaitu bahwa
kebenaran mematikanu dari dirimu dan kebenaran tersebut menghidupkanmu dengan
kebenaran tersebut. Dan ia
berkata juga : Adalah kamu bersama ALLAH tanpa ketergantungan. Dan dikatakan
: Masuk pada segala ciptaan yang mulya dan keluar dari segala ciptaan yang
hina. Dan dikatakan : Yaitu akhlak mulia yang tampak pada zaman yang mulia
beserta kaum yang mulia. Dan dikatakan : Bahwa kamu tidak memiliki sesuatu
dan sesuatu itu tidak memiliki kamu. Dan dikatakan : Tasawuf itu dibangun
atas 3 macam : (1) Berpegang dengan kefakiran dan menjadi fakir (2) kenyataan
berkorban dan mementingkan orang lain (3) Meninggalkan mengatur dan memilih
(Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 4).
|
3
|
TATA CARA MENGUASAI ILMU HIKMAH
|
|
Dengan puasa, zikir/wirid, amalan, doa,
membaca ayat-ayat Qur'an, dengan mantra, sya'ir-syair yang dibuat para Ulama
Hikmah atau yang didapat dari ilham para Ulama Hikmah atau dari ilham Ahli
Tasawuf dan lain-lain
|
4
|
TATA CARA MENGUASAI TASAWUF
|
|
Maka wajiblah beramal dengan Islam, Maka tidak ada tasawuf kecuali
dengan fiqih, karena kau tidak mengetahui hukum-hukum ALLAH Ta'ala yang lahir
kecuali dengan fiqih. Dan tidak ada fiqih kecuali dengan tasawuf, karena
tidak ada amal dengan kebenaran pengarahan (kecuali dengan tasawuf). Dan juga
tidak ada tasawuf dan fiqih kecuali dengan Iman, karena tidaklah sah salah
satu dari keduanya (fiqih dan tasawuf) tanpa iman. Maka wajiblah mengumpulkan
ketiganya (iman, fiqih, tasawuf) . (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam
halaman 5).
Imam Malik berkata : Barangsiapa bertasawwuf tapi tidak berfiqih
maka dia telah kafir zindiq (pura-pura beriman), dan barangsiapa yang
berfiqih tapi tidak bertasawuf maka dia telah fasik (berdosa) dan barangsiapa
yang mengumpulkan keduanya (fiqh dan tasawwuf) maka dia telah benar. (Lihat
kitab Iyqo-zhul Himam halaman 6).
Jadi Tasawwuf itu harus melalui Iman (akidah), Islam (syari'ah)
dan Ihsan (Hakikat). Atau amal Syari'ah, Thoriqoh dan Hakikah. Maka Syari'ah
adalah menyembah ALLAH, Thoriqoh adalah menuju ALLAH, dan Hakikah adalah
menyaksikan ALLAH. Atau Syari'ah itu untuk memperbaiki lahiriah, Thoriqoh
untuk memperbaiki bathiniah (hati), dan Hakikah untuk memperbaiki Sir
(Rahasia diri). Memperbaki anggota tubuh dengan 3 perkata : Taubat, Taqwa dan
Istiqomah. Dan memperbaiki hati dengan 3 perkara : Ikhlas, jujur dan tenang.
Dan memperbaiki Sir (Rahasia Diri) dengan 3 perkara : Muroqobah (saling
mengawasi antara diri dan ALLAH), Musyahadah (saling menyaksikan antara diri
dan ALLAH), dan Ma'rifah (Mengenal ALLAH secara mutlak dan jelas).(Lihat
kitab Iyqo-zhul Himam halaman 11).
Harus melalui Ikhlas tingkat tertinggi (Khowwasul Khowwash). Dan
ikhlas itu ada 3 derajat : (1) Derajat Awam (umumnya manusia) (2) Khowwash
(3) Khowwasul Khowwash. Maka (1) ikhlasnya orang awam yaitu mengeluarkan
makhluk dari beribadah kepada ALLAH beserta mencari bagian-bagian dunia dan
akhirat. seperti menjaga badan, harta, keluasan rizki, perdagangan dan yang indah
dipandang (2) Ikhlasnya Khowwash adalah mencari bagian akhirat tanpa mencari
bagian dunia. (3) Dan ikhlasnya Khowwashul Khowwash adalah mengeluarkan
bagian-bagian semuanya (dunia dan akhirat). Maka ibadah mereka adalah
sebenar-benar penyembahan, dan melaksanakan tugas-tugas dari ALLAH, atau
cinta dan rindu melihat-Nya. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Faridh:
"Bukanlah permintaanku berupa surga jannatun na'im, hanya saja aku
mencintai surga untuk melihat-Mu" (Lihat kitab Iyqo-zhul Himam
halaman 31-32).
|
5
|
TUJUAN HIKMAH
|
|
Tujuannya
masalah duniawi seperti kekebalan, kesaktian, pengasihan, jodoh, ramalan,
pengobatan, kerejekian dan lain-lain
|
6
|
TUJUAN TASAWWUF
|
|
Tujuannya adalah Ma'rifatullah (mengenal
ALLAH secara mutlak dan lebih jelas)
|
7
|
KEKUATAN LUAR BIASA
|
|
Kekuatan luar biasa ilmu hikmah termasuk kekuatan luar biasa Hissiah
(panca idnera/lahiriah) seperti berjalan di atas air, terbang di udara,
melipat bumi, menimbulkan air, menarik makanan, tampaknya kegaiban dan
lain-lain. Dan kekuatan luar biasa ahli tasawwuf adalah Hakikah /
Ma'nawiyyah (sebenar-benarnya karomah) yaitu istiqomahnya (kontinyu)
seorang hamba kepada Tuhannya dalam lahir dan bathin. Terbukanya hijab dari
hatinya sehingga mengenal jelas Tuhannya. menguasai dirinya dan berbeda dengan
hawa nafsunya, kuat yakinnya dan diamnya, tenang dengan ALLAH. (Lihat kitab Iyqo-zhul
Himam halaman 317).
Imam Ibnu 'A-tho-illah berkata : Seringkali ALLAH memberi rizki
karomah (kekeramatan) pada orang yang tidak sempurna isqomahnya. (Lihat kitab
Iyqo-zhul Himam halaman 317).
Yang diambil pelajaran oleh Ahli Tahqiq (Ahli Tasawwuf sejati)
adalah jangan mencari karomah Hissiah ini dan jangan berpaling kepadanya.
Karena kadang tampak karomah Hissiah ini pada tangan orang yang tidak
sempurna istiqomahnya. Bahkan
kadang tampak pada tangan orang yang tidak ada istiqomah sama sekali, seperti
para tukang sihir dan dukun. Dan kadang tampak pada tangan-tangan Rahib
(pendeta).Dan ini bukanlah karomah tapi Istidroj. (Lihat kitab Iyqo-zhul
Himam halaman 317).
Imam Abu Yazid Al Bustomi berkata :
"Jika kamu melihat seseorang yang diberikan karomah (kekeramatan)
sehingga dia dapat terbang di udara maka janganlah kamu tertipu dengannya
sehingga kamu melihat bagaimana kamu mendapatkan dia melaksanakan perintah
dan menjuahi larangan, menjaga batasan-batasan, dan melaksanakan
syari'at" (Lihat kitab Risalah Qusyayriyyah halaman 14 atau buku 40
Masalah Agama III halaman 38)
|
Sumber :
Kitab Iyqo-zhul Himam fii Syarhil Hikam cetakan dan terbitan
Al Haromain, Jeddah karangan Al 'Arif Billah Ahmad bin Muhammad bin 'Ajibah Al
Husni.
40 Masalah Agama III, penerbit Pustaka
Tarbiyah, karangan KH.Siradjuddin Abbas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar